Nama : Monalisa
Oktavia
Kelas : 4eb20
NPM : 24210516
Persamaan Dasar Akuntansi
Konsep ini adalah persamaan
yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan.
Bagaimana dasar teori akuntansi nirlaba? Apakah definisi Fund Theory? Atau
turunannya yang disebut Akuntansi Dana?
Berikut adalah sejumlah konsep
teori yang dipakai dalam perumusan prinsip dasar akuntasi:
1. Proprietory Theory
Menurut konsep teori ini,
entitas hanyalah merupakan agen atau wakil dari pemilik (proprietor). Oleh
karena itu, yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan
penyajian laporan keuangan adalah pemilik, bukan entitas. Tujuan utama dari
konsep teori ini adalah menentukan dan menganalisis besarnya kekayaan bersih
yang menjadi hak pemilik. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi
dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik
Pemilik berhak atas aktiva,
setelah dikurangi dengan kewajiban. Kekayaan bersih pemilik dihitung sebesar
selisih antara aktiva dengan kewajiban. Konsep teori ini berorientasi pada pos
neraca. Aktiva dinilai dan neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur
perubahan yang terjadi dalam hak dan kekayaan pemilik. Beberapa contoh istilah
akuntansi dan metode pencatatan investasi yang dipengaruhi oleh konsep teori
ini adalah dividends per share, earnings per share, dan equity
method.
2. Entity Theory
Menurut konsep teori ini,
entitas (perusahaan) merupakan badan yang terpisah dan harus dibedakan dari
pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik. Entitas dianggap memiliki kekayaan,
dan juga kewajiban kepada kreditor maupun pemegang saham. Menurut konsep teori
ini, persamaan akuntansi dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham
Aktiva merupakan hak milik
perusahaan (entitas), sedangkan ekuitas merupakan sumber aktiva yang berasal
dari kreditor dan pemegang saham. Jadi, entitas memiliki kewajiban kepada
kreditor dan pemegang saham. Kreditor dan pemegang saham merupakan pemilik
perusahaan, di mana entitas berutang.
Konsep teori ini berorientasi
pada angka laba yang tersaji dalam laporan laba rugi. Laba merupakan milik
entitas sebelum dibagikan kepada pemilik. Pertanggungjawaban pada pemilik
dilakukan dengan cara mengukur kinerja operasi dan keuangan entitas.
Laba entitas akan membuat ekuitas
naik, dan menyebabkan meningkatnya kewajiban entitas kepada pemilik.
Setelah dikurangi dengan kewajiban kepada kreditor, kenaikan ekuitas terjadi
setelah dividen diumumkan (dibagikan) kepada pemegang saham dan laba ditahan
diinvestasikan kembali ke dalam entitas. Pajak dianggap sebagai dari laba
entitas yang akan dikurangkan untuk pemerintah, sedangkan bunga pinjaman dan
dividen merupakan bagian dari laba entitas yang akan dibagikan atau di bayarkan
kepada kreditor dan pemegang saham.
3. Residual Equity Theory
Konsep teori ini sebenarnya
merupakan bagian dari entity theory atau bisa juga disebut sebagi
gabungan antara proprietory theory dan entity theory. Yang
menjadi pusat perhatian dari pelaporan akuntansi adalah pemegang saham biasa.
Investor saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sesungguhnya dalam
perusahaan perseroan (corporation). Investor saham biasa memiliki bagian atau
hak kepemilikan sisa (residu) atas aktiva perusahaan, setelah hak kreditor dan
pemegang saham preferen dipenuhi. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi
dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva – Kewajiban – Ekuitas Preferen = Ekuitas Residu
Setiap lembar saham biasa akan
memberikan pemegang saham hak untuk menentukan perihal perusahaan (memiliki hak
suara), memperoleh bagian atas laba perusahaan (berupa dividen), membeli lebih
dahulu tambahan saham biasa baru yang diterbitkan oleh perusahaan agar dapat
mempertahankan besarnya persentase kepemilikan dalam jumlah yang sama (pre-emptive
right), dan hak untuk mendapatkan sisa klaim (residual claim) setelah klaim
kreditor dan pemegang saham preferen atas aktiva perseroan dipenuhi (pada saat
terjadinya likuidasi).
Untuk menarik lebih banyak
investor, perusahaan dapat menerbitkan jenis saham tertentu yang memberikan
beberapa hak istimewa kepada pemegangnya. Jenis saham ini dinamakan saham
preferen (preferred stock). Umumnya, pemegang saham preferen memiliki hak
prioritas dibandingkan pemegang saham biasa dalam hal pembagian dividen dan
aktiva perusahaan pada saat likuidasi. Akan tetapi, pemegang saham preferen
tidaklah memiliki hak suara seperti halnya pemegang saham biasa. Pemegang saham
preferen memiliki peluang yang lebih besar untuk menerima dividen secara
teratur dibandingkan pemegang saham biasa.
Kreditor dan pemegang saham preferen
dianggap sebagai specific equity, beda dengan pemegang saham biasa
yang merupakan residual equity. Dengan memutuskan perhatian pada residual
equity, maka penyajian informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan akan
menjadi lebih mudah dan terfokus pada kepentingan pemegang saham biasa semata.
4. Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang
menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntasi adalah mereka yang
bergolong sebagai specific aquity dan residual equity adalah
para kreditor dan pemegang saham preferen, sedangkan pemegang saham biasa
merupakan residual equity. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi
dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva = Ekuitas Khusus + Ekuitas Residu
Konsep teori ini hampir sama
dengan residual equity theory hanya memusatkan perhatian pada
investor saham biasa saja, sedangkan dalam investor theory memusatkan
perhatian pada kreditor dan juga investor (baik investor saham biasa maupun
investor saham preferen). Pada umumnya, kreditor dan investor membutuhkan informasi
akuntansi untuk memprediksi kemampuan perusahaan (debitur dan investee)
dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang. Kas yang akan diterima aleh
kreditor dan investor sangat tergantuang pada: (1) kemampuan debitur dan investee dalam
melakukan pembayaran kas, (2) keinginan atau komitmen dari manajemen debitur
dan investee untuk membayar kreditor dan investor, dan (3) prioritas
pembayaran terhadap klaim kreditor dan investor.
Dalam konsep teori ini, peranan
laporan arus kas (cash flow statement) adalah sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan informasi kreditor dan investor dalam proses pengambilan keputusan.
5. Fund Theory
Menurut konsep teori ini,
menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian laporan
keuangan adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada sekelompok
aktiva yang penggunaannya telah dibatasi untuk membayar atau memenuhi sejumlah
kewajiban tertentu.
Aktiva yang penggunaannya
dibatasi ini dinamakan sebagai “fund”, di mana masing-masing pos dana memiliki
ketentuan dan tujuan penggunaan yang berbeda. Dengan demikian, konsep teori ini
menganggap bahwa entitas merupakan sebuah unit dana, di mana kewajiban tertentu
ditetapkan sebagai batasan-batasan terhadap pengguna aktiva. Menurut konsep
teori ini, persamaan akuntansi akuntansi sebagi berikut:
Aktiva = Pembatasan Aktiva
Dalam konsep teori ini, unit
akuntansi didefinisikan sebagai aktiva (unit dana), di mana penggunaan atas
aktiva ini sifatnya terbatas (tertentu). Kewajiban merupakan suatu pembatas
ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aktiva. Konsep teori ini berorientasi
pada laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu laporan yang menggambarkan
dari mana saja sumber dana diperoleh dan untuk apa saja dana dikeluarkan.
Pada umumnya, konsep teori ini
diterapkan pada organisasi pemerintah atau organisasi yang bukan pencari laba,
di mana pengguna atas dana-dana tertentu terkendali sedemikian rupa berdasarkan
pada pos-pos pembiayaan yang telah ditentukan atau ditetapkan.
6. Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini, yang
menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah pihak-pihak
yang terkait dengan perumusan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Konsep teori ini lahir seiring dengan kemajuan sosial dan perkembangan zaman,
serta meningkatnya pertanggungjawaban perusahaan terhadap masyarakat. Yang
dimaksud dengan masyarakat di sini adalah tidak hanya pemilik, manajemen, dan
pegawai perusahaan, tetapi juga termasuk kreditor, pemerintah, supplier,
pembuat kebijakan (regulator), pelanggan, dan masyarakat luas.
Menurut konsep teori ini,
pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan informasi untuk pemilik saja,
tetapi juga ditujukan untuk pihak-pihak lainnya yang telah turut memberikan
kontribusi (baik langsung maupun tidak langsung) bagi perkembangan, kemajuan,
dan kesinambungan perusahaan. Beberapa contoh dari penerapan konsep teori ini
adalah dikembangkannya pelaporan akuntansi untuk sumber daya manusia, akuntansi
lingkungan, dan akuntansi sosial ekonomi.
7. Commander Theory
Menurut konsep teori ini, yang
menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah bukan pada
pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau
wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya
perusahaan. Penekanan informasi menurut konsep teori ini adalah terletak pada
pertanggungjawaban atau stewardship, dengan kata lain bagaimana
pihak-pihak yang telah diberikan kepercayaan (commander) mengelola sumber daya
perusahaan yang dipercayakan tersebut.
Sumber: Teori Akuntansi, Hery,
SE, MSi, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar