Nama : Monalisa
Oktavia
Kelas : 4eb20
NPM : 24210516
Ada dua aspek yang
perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan
keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)
keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang
diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai
ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang
diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan
statistika.
Manajemen risiko
adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko
yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Tujuan
utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang
timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas, dan ekuitas.
Sasaran dari
pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di
sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia
bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
Dalam
perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat
diklasifikasi menjadi 4 bagian, yaitu :
1.
Risiko Operasional
2.
Risiko Hazard
3.
Risiko Finansial
4.
Risiko Strategik
Menyusun struktur
permasalahan perusahaan untuk meminimlkan pengaruh buruk kurs memerlukan
informasi mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihsdapi. Potensi
terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah niali
aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi
tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi
risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko
translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata
uang domesyim atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki
oleh perusahaan. Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiabn terpapar
(yitu poe-poe dalam mta uang asinf yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini)
menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering kali
disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata auang asing relative terhadap
mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing
menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya perusahaan memiliki posiis
kewajiaban terpapar bersih atau poytensi risiko negative apabila kewajiban
melebihi aktiva terpapar. Potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi
berkaitan dengan keuntungan dan karugian nilai tukae valuta asing yang
timbul dari penyelesaian transaksi yang ber-denominasi dalam mata uang asing.
Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi
memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Strategi perlindungan
Lindung nilai
neraca. Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi
perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva
dan kewajiaban perusahaan yang terpapar. Lindung nilai operasioanal. Bentuk
perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang menpengaruhi
pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jaul
secara proporsioanal terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu
perlindungan target margin kotor. Lindung nilai kontraktual. Berbagai
instrument lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola lindung
nilai valuta asing yang dihadapi.
PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Istilah (risk)
risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian
atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi [3] Vaughan
(1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan
dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian.
Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat
probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak
definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat
kerugian. Dalam halchance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti
sehingga risiko tidak ada.
Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan
kerugian).
Istilah possibility berarti
bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun,
definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat
bersifat subjective dan objective.
Subjective uncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan
sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan
dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.
Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko
merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan).
Ahli statistik
mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar
suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.
Risk is the
probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah
probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang
diharapkan).
Menurut definisi di
atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita
dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi
diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk
(kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain,
kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
PROSES MANAJEMEN RISIKO
(1) Internal environment (Lingkungan internal)
(2) Objective setting (Penentuan tujuan)
(3) Event identification (Identifikasi risiko)
(4) Risk assessment (Penilaian risiko)
(5) Risk response (Sikap atas risiko)
(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas
pengendalian)
(7) Information and communication (Informasi dan
komunikasi)
(8) Monitoring
Tidak ada komentar:
Posting Komentar