Selasa, 20 Mei 2014

Akuntansi yang saya terima dari Universitas Gunadarma dan minat saya terhadap akuntansi mana ??

Nama       : Monalisa Oktavia
Kelas        : 4eb20
NPM        : 24210516

Selama 8 semester di Universitas Gunadarma tentunya sudah banyak ilmu yang saya dapatkan, apalagi saya mengambil jurusan Akuntansi pastinya sudah banyak yang saya pahami sedikit demi sedikit. Dari yang mencatat berbagai transaksi mulai dari mencatat jurnal, mengklasifikasi transaksi, posting ke buku besar, membuat neraca lajur, menyusun laporan rugi laba, neraca sampai proses tutup buku. Meskipun tidak terlalu bisa setidaknya saya memahami bagaimana membuat flowchart dari berbagai kasus soal yang ada, selain itu saya juga dapat mengaplikasikan Zahir, Myob, dan lain-lain. JUJUR, sebenernya ga ada yang saya kuasai banget dalam materi akuntansi itu, tapi ada yang saya sukai atau minati yaitu akuntansi perpajakan. Selain mudah dipahami dan gak rumit-rumit amat, akuntansi perpajakan sangat berpengaruh dilingkungan kerja nanti setelah lulus. Banyak perusahaan besar yang membutuhkan seorang accounting yang memiliki keahlian di bidang akuntansi perpajakan itu. Maka dari itu saya ingin lebih lagi mendalami Akuntansi Perpajakan agar setelah lulus nanti dapat mudah mencari pekerjaan ^^

Senin, 19 Mei 2014

Tugas 9. Manajemen Resiko Keuangan

Nama       : Monalisa Oktavia
Kelas        : 4eb20
NPM        : 24210516

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi 4 bagian, yaitu :
1.    Risiko Operasional
2.    Risiko Hazard
3.    Risiko Finansial
4.    Risiko Strategik

Menyusun struktur permasalahan perusahaan untuk meminimlkan pengaruh buruk kurs memerlukan informasi mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihsdapi. Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah niali aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.

Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domesyim atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiabn terpapar (yitu poe-poe dalam mta uang asinf yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering kali disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata auang asing relative terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya perusahaan memiliki posiis kewajiaban terpapar bersih atau poytensi risiko negative apabila kewajiban melebihi aktiva terpapar. Potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan karugian nilai tukae valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang ber-denominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.

Strategi perlindungan
Lindung nilai neraca. Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiaban perusahaan yang terpapar. Lindung nilai operasioanal. Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang menpengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jaul secara proporsioanal terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin kotor. Lindung nilai kontraktual. Berbagai instrument lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola lindung nilai valuta asing yang dihadapi.

PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi [3] Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam halchance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.

Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective.
Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.

Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan).
Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan).
Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.

Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.

PROSES MANAJEMEN RISIKO
(1) Internal environment (Lingkungan internal)
(2) Objective setting (Penentuan tujuan)
(3) Event identification (Identifikasi risiko)
(4) Risk assessment (Penilaian risiko)
(5) Risk response (Sikap atas risiko)
(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)
(7) Information and communication (Informasi dan komunikasi)
(8) Monitoring


Tugas 8. Perencanaan & Kendali Manajemen

Nama       : Monalisa Oktavia
Kelas        : 4eb20
NPM        : 24210516

Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen terutama adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan organisasi. Ini juga merupakan proses untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan-kesalahan unjuk kerja yang tidak disengaja serta ketidak beresan yang disengaja, seperti pencurian ataupun penyalah-gunaan sumber daya.

Proses. Pengendalian manajemen mencakup sistem pengendalian manajemen yang terdiri atas tataan organisasi, wewenang, tanggung jawab, dan informasi untuk memungkinkan pelaksanaan pengendalian dan untuk memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya.

Manajer. Pengendalian manajemen adalah alat bagi para manajer, yang menggunakannya dalam interaksi di antara mereka dan dengan bawahan. Ini adalah proses yang berorientasi kepada manusia. Manajer-manajer ini merupakan titik fokus dalam pengendalian manajemen. Mereka menyusun rencana untuk mengimplementasikan strategi dan mencapai tujuan, dan merekalah orang-orang yang harus mempengaruhi orang lain dan yang unjuk kerjanya diukur. Pejabat-pejabat staf organisasi mengumpulkan, menyarikan, dan menyajikan informasi yang berguna dalam proses ini, dan mereka membuat perhitungan-perhitungan yang menerjemahkan pertimbangan-pertimbangan manajemen ke dalam format sistem.

Karena fokusnya adalah pada manusia dan implementasi rencana, pengendalian manajemen membutuhkan pertimbangan-pertimbangan psikologis yang kuat. Kegiatan-kegiatan seperti komunikasi, membujuk, menasehati, memberi semangat, dan mengkritik merupaakan bagian penting dari proses ini.

Tujuan. Tujuan-tujuan organisasi ditetapkan sebelum proses perencanaan strategik. Tujuan-tujuan ini biasanya tidak dikaitkan dengan waktu dan tidak mengenal batas waktu, meskipun informasi yang diperoleh selama proses pengendalian strategik dapat menyebabkan terjadinya perubahan tujuan. Setelah tujuan organisasi ditetapkan, proses perencanaan strategik dapat digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi dalam bentuk cara mencapai tujuan.

Efisiensi dan efektivitas. Pengendalian manajemen memanfaatkan pengendalian tugas untuk memastikan unjuk kerja yang efektif dan efisien di tingkat tugas. Efektivitas diartikan sebagai kemmpuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi menggambarkan berapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran tertentu. Unit organisasi yang paling efisien adalah unit yang dapat menghasilkan sejumlah keluaran terbanyak denagn masukan yang tersedia.

Efektivitas selalu berkaitan dengan tujuan organisasi. Efisiensi sendiri belum tentu terkait dengan tujuan tertentu. Unit organisasi yang efisien adalah unit yang melakukan apapun dengan penggunaan sumber daya minimal; tetapi jika yang dilakukannya – keluarannya – tidak mencapai tujuan organisasi, unit tersebut tidak efektif.

Manajer-manajer senior menggunakan sistem pengendalian manajemen untuk mendeteksi situasi-situasi lepas kendali, bila operasi organisasi tidak efisien atau tidak efektif, dan untuk meyakinkan diri sendiri bahwa organisasi telah melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien. Proses pemastian ini penting bagi manajer terutama karena, ketika mereka bertindak sebagai manajer, mereka tidak mengerjakan pekerjaan itu sendiri. Fungsi mereka adalah memastikan bahwa pekerjaan telah dilakukan oleh orang lain; dan bila mereka tidak dapat mengamati pekerjaan yang edang dilakukan orang lain itu, mereka memerlukan pemastian dari sistem pengendalian manajemen bahwa pekerjaan tersebut memang sedang dilaksanakan.

Karakteristik dari sistem pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen meliputi baik tindakan-tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha guna mencapai tujuan organisasi maupun tindakan-tindakan untuk mengoreksi unjuk kerja yang tidak efektif dan tidak efisien.

Sistem pengendalian manajemen yang berbeda diperlukan untuk situasi yang berbeda, tetapi semuanya mempunyai karakteristik berikut:
1. Sistem pengendalian manajemen difokuskan pada program dan pusat-pusat tanggung jawab. Program adalah kegiatan-kegiatan yang menyangkut produk, lini produk, riset, dan pengembangan, atau kegiatan-kegiatan serupa yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Pusat pertanggung jawab unit organisasi yang dipimpin seorang manajer yang bertanggung jawab.
2. Informasi yang diproses pada sistem pengendalian manajemen terdiri atas dua macam; (a) data terencana dalam bentuk program, anggaran, dan standar, dan (b) data aktual mengenai apa yang telah atau sedang terjadi, baik di dalam maupun diluar organisasi.
3. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem organisasi total dalam arti bahwa sistem ini mencakup semua aspek dari operasi organisasi. Fungsinya adalah membantu manajemen menjaga keseimbangan semua bagian operasi dan mengoperasikan organisasi sebagai suatu kesatuan yang terkoordinasi.
4. Sistem pengendalian manajemen biasanya berkaitan erat dengan struktur keuangan, di mana sumber daya dan kegiatan-kegiatan organisasi dinyatakan dalam satuan moneter.
5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu.
6. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang terpadu dan terkoordinasi di mana data yang terkumpul untuk berbagai kegunaan dipadukan untuk saling dibandingkan setiap saat pada setiap unit organisasi.

Perencanaan dan Pengendalian Strategik
Pengendalian manajemen menyangkut implementasi strategi. Pengendalian strategik mengacu pada pemeliharaan kondisi lingkungan dari strategi. Kedua jenis pengendalian ini banyak memanfaatkan informasi umpan balik, tetapi informasi umpan balik pada pengendalian strategik digunakan untuk mengevaluasi latar belakang dari strategi-strategi sedang berjalan serta asumsi-asumsi lingkungan yang menjadi dasar perumusan-ulang strategi. Pengendalian manajemen lebih banyak menekankan pada pengendalian variabel-variabel intern, sedangkan pengendalian strategik seringkali mengurusi perubahan-perubahan pada variabel-variabel ekstern terhadap mana organisasi harus menyesuaikan diri. Sejauh variabel-variabel ektern dapat dikendalikan oleh organisasi, perbedaan antara metode pengendalian strategi dan metode pengendalian manajemen cenderung memudar. Namun, kedua jenis pengendalian ini harus dipandang sebagai dua fungsi yang terpisah agar kemampuan-kemampuan manjerial yang berbeda dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Perencanaan strategik adalah proses untuk merumuskan kegiatan-kegiatan jangka panjang yang mencakup baik penetapan tujuan maupun kebijakan pengarah  dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

Sekali keputusan dan rumusan perencanaan strategik ditetapkan, pengendalian manajemen bertugas memastikan agar kebijakan dan strategi ini dilaksanakan. Bila organisasi bekerja sesuai dengan arahan kebijakan dan strategi tersebut, organisasi dikatakan “terkendali” Bila tidak, dikatakan “lepas kendali”.

Perbedaan antara pengendalian manajemen dengan perencanaan dan pengendalian strategik. Perencanaan strategik mendahului proses pengendalian manajemen. Proses pengendalian manajemen menganggap bahwa strategi telah ditetapkan (tertentu) dan mengembangkan suatu sitem untuk mengimplementasikannya. Pengendalian strategik biasanya mendahului tetapi mungkin juga mengikuti proses pengendalian manajemen jika tujuan organisasi tidak tercapai, meskipun strategi telah dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Proses perencanan strategik pada dasrnya bersifat tidak reguler, sedangkan pengendalian manjemen merupakan proses yang cukup sistematik dan kontinu.
Kebanyakan informasi untuk pengendalian manajemen dikembangkan secara internal dalam bentuk tindakan-tindakan ekonomis dan psikologis yang dapat digunakan untuk menyemangati, menuntun, dan mengoreksi tindakan-tindakan para manajer.

Proses pengendalian manajemen dan proses perencanaan strategik cenderung bertumpang-tindih sewaktu-waktu, tetapi macam alat analisis yang digunakan, macam pemikiran yang diperlukan, dan sumber informasi yang digunakan berbeda dan perlu secara jelas dibedakan.

Tinjauan Sistem Pengendalian Manajemen

Struktur
Struktur pengendalian manajemen dipusatkan pada berbagai macam pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab adalah suatu unit organisasi yang dikepalai oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Pusat-pusat ini dikelompokan berdasarkan sejauh mana masukan dan keluaran yang menjadi tanggung jawab manajer pusat diukur dalam satuan moneter.

Proses
Mayoritas proses pengendalian manajemen melibatkan komunikasi dan interaksi informal di kalangan manajer dan karyawan. Komunikasi informal terjadi melalui memo, rapat, percakapan, bahkan melalui isyarat-isyarat seperti ekspresi wajah. Walaupun kegiatan informal ini sangat penting dalam pengendalian manajemen, sulit untuk diuraikan secara sistematis. Disamping pengendalian informal, kebanyakan perusahaan mempunyai sistem pengendalian formal, yang meliputi tahap-tahap pemograman, penganggaran, operasi dan pengukuran, serta pelaporan dan analisis, yang saling berkaitan.

Pemograman.
Pemograman adalah proses memilih program spesifik untuk kegiatan-kegiatan organisasi. Program-program ini yang merupakan hasil dari proses pemograman memperlihatkan, mana, kapan, dan berapa banyak sumber daya akan digunakan untuk tiap-tiap program. Program menunjukkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan organisasi dalam rangka pelaksanaan strateginya. Pada perusahaan yang berorientasi kepada laba, setiap produk atau lini produk adalah program. Kegiatan riset dan pengembangan mungkin juga merupakan program. Inti dari suatu program adalah seperangkat tindakan  yang  menuju  kepada  produksi  atau distribusi  keluaran  berupa barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya dari satu atau lebih unit organisasi.

Penganggaran.
Anggaran operasi suatu organisasi merupakan rencana tindakannya, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk periode tertentu, biasanya satu tahun. Dalam proses penganggaran, anggaran umumnya, disusun dengan menggabungkan anggaran-anggaran divisi dan departemen, yang merupakan tanggung jawab manajer divisi atau departemen. Sebagai bagian dari proses ini, masing-masing program diterjemahkan ke dalam kegiatan-kegiatanyang berkaitan dengan tanggung jawab manajer dari setiap pusat tanggung jawab untuk periode tersebut. Tiap-tiap manajer bertugas melaksanakan suatu program atau sebagian program. Walaupun alat pelaksanaan strategi pada mulanya dikembangkan sebagai program-program, dalam proses penganggaran program-program ini diterjemahkan ke dalam bentuk tugas-tugas pusat tanggung jawab. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan ajang negosiasi antara manajer pusat tanggung jawab dengan atasannya untuk menetukan apa yang akan dilakukan manajer dan dengan cara bagaimana. Hasil akhir dari negosiasi ini adalah pernyataan yang telah disahkan mengenai pendapatan dan pengeluaran yang diharapkan selama tahun anggaran untuk setiap pusat tanggung jawab dan untuk organisasi secara keseluruhan.

Operasi dan pengukuran.
Selama periode operasi aktual, dilakukan pencatatan tentang sumber daya yang secara aktual digunakan, dinyatakan dalam bentuk biaya, serta mengenai pendapatan yang secara aktual diperoleh. Catatan ini sudah sangat terstruktur sehingga data biaya dan pendapatan terkelompok baik menurut program maupun menurut pusat tanggung jawab. Data yang dikelompokkan menurut program digunakan sebagai dasar untuk pemograman yang akan datang, sedangkan data yang dikelompokkan menurut pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur unjuk kerja atau prestasi manajer pusat tanggung jawab. Untuk kepentingan yang terakhir ini, data tentang hasil aktual dilaporkan dengan cara sedemikian hingga dapat dibandingkan langsung dengan cara seperti yang tertuang dalam anggaran.

Pelaporan dan analisis.
Sistem pengendalian manajemen berfungsi sebagai alat komunikasi. Informasi yang dikomunikasikan terdiri atas data akuntansi dan non-akuntansi, dihasilkan baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Informasi ini membuat manajer mengetahui apa yang sedang terjadi guna memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh berbagai pusat tanggung jawab yang terpisah-pisah terkoordinasi dengan baik.


Tugas 7. Analisis Laporan Keuangan

Nama       : Monalisa Oktavia
Kelas        : 4eb20
NPM        : 24210516

Suatu laporan keuangan pada dasarnya merupakan gambaran kondisi keuangan dan hasil akhir dari kegiatan perusahaan tersebut, yang dapat menunjukkan apakah perusahaan itu mengalami keuntungan atau kerugian. Informasi tentang kondisi keuangan ini sangat berguna bagi berbagai pihak, baik bagi pihak-pihak internal maupun eksternal. Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah :
“Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya”. (IAI, 2002 : par 47)

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah :
1.    Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
2.    Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
3.    Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu.
4.    Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.

Fungsi dan Tujuan Laporan Keuangan
1.    Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa agar pengelolaan sumber daya sesuai dengan ketentuan hokum dan peraturan yang ditetapkan.
2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective reporting)
Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.
3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas dimasa dating, juga memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.
4.   Kelangsungan organisasi (viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam mementukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) dimasa mendatang.
5.   Hubungan Masyarakat (public relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas presentasi yang dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat, juga sebagai alat komunikasi antara public dan pihak yang berkepentingan.
6.    Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)

Pengguna Laporan Keuangan
Pihak internal
Pihak yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan sehari-hari, misalnya pemimpin perusahaan (manajer). Manajer sebagai pengelola perusahaan dan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan. Banyaknya jenis data  yang dibutuhkan oleh seorang manajer tergantung dari besar kecil perusahaan yang dikelolanya. Informasi ini dibutuhkan oleh manajeruntuk mengevaluasi kegiatan usaha yang akan dijalankan.

Pihak eksternal
a.  Pemillik perusahaan, memerlukan informasi akuntansi pada waktu tertentu untuk mengetahui posisi keuangan perusahaannya.
b.    Investor & pemegang saham, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui status keuangan dan prospek perusahaan yang akan datang. Informasi ini dijadikan pertimbangan dasar untuk menanamkan modal atau tidak pada perusahaan tersebut.
c.    Kreditor, memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya.
d.  Pemerintah, berkepentingan terhadap informasi akuntansi suatu perusahaan berkaitan dengan masalah perpajakan. Dari laporan keuangan yang ada, pemerintah dapat menentukan jumlah pajak dan penetapan pajak dari perusahaan tersebut.
e.  Karyawan, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui profitabilitas dan akuntabilitas perusahaan tempat mereka bekerja.
f.    Masyarakat, terutama yang berada disekitan perusahaan, karena perusahaan berkepentingan dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Jenis dan Contoh Laporan Keuangan
1.    Laporan Laba Rugi : Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu:
a. Bentuk multiple step
         Laporan laba rugi disusun bertahap, sehingga dikenal beberapa jenis laba                seperti laba kotor, laba bersih operasi, laba bersih sebelum pajak dan laba            bersih setelah pajak.



b. Bentuk single step.
Hanya dikenal laba bersih karena dalam bentuk ini semua penhasilan dikurangi beban-beban termasuk pajak dilaporkan sekaligus tanpa dipisah-pisah seprti dalam multiple step.


2. Laporan Neraca : Merupakan laporan keuangan yang menyajikan aset, kewajiban danekuitas suatu perusahaan pada satu saat tertentu.

Dalam menyusun neraca perlu diperhatikan untuk selalu mencantumkan:nama perusahaan, judul neraca dan tanggal neraca.

Neraca dapat disajikan dalam:
a. Bentuk perkiraan / skontro (akun)
Dalam bentuk perkiraan, neraca dibagi dau sisi yaitu sisi sebelah kiri (untuk aset) dan sisi sebelah kanan (untuk kewajiban dan modal)
b. Bentuk laporan / stafel (report form)
Dalam bentuk laporan semua akun/rekening dalam neraca disusun berurutan kebawah. Urutan pertama kelompok aset, kewajiban, modal.


3. Laporan Perubahan Ekuitas / Modal : Laporan perubahan ekuitas mencerminkan berubahnya modal dari awal sampai dengan menjadi modal akhir.



4. Laporan Arus Kas : Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu.

Untuk lebih jelasnya berikut tujuan laporan arus kas, yaitu:
- Untuk memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan selama suatu periode
- Untuk menyediakan informasi tentang kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan tersebut atas dasar kas