Jumat, 22 November 2013

Tulisan 5

Nama        : Monalisa Oktavia
Kelas       : 4eb20
NPM        : 24210516

Laporan Aktivitas

Definisi dan Karekteristik
Perubahan aset bersih rumah sakit nirlaba terdiri dari:
1. Aset bersih tidak terkait
1.  Perubahan aset bersih tidak terikat antara lain dipengaruhi oleh penghasilan dan sumbangan tidak terikat yang dihasilkan oleh entitas rumah sakit.
2.  Penghasilan dan sumbangan tidak terikat yang berhubungan dengan kegiatan entitas rumah sakit dapat berasal dari: a. Pendapatan operasional. b. Pendapatan non operasional. c. Sumbangan.

2. Aset bersih terikat temporer
1.  Perubahan aset bersih terikat temporer, antara lain dipengaruhi oleh penghasilan dan sumbangan terikat temporer yang dihasilkan oleh entitas rumah sakit.
2.  Penghasilan dan sumbangan terikat temporer yang berhubungan dengan kegiatan entitas rumah sakit dapat berasal dari: a. Penghasilan terikat temporer. b. Sumbangan terikat temporer.

3. Aset bersih terikat permanen
1.  Perubahan aset bersih terikat permanen, antara lain, dipengaruhi oleh penghasilan dan sumbangan terikat permanen yang dihasilkan oleh entitas rumah sakit.
2.  Penghasilan dan sumbangan terikat permanen yang berhubungan dengan kegiatan entitas rumah sakit dapat berasal dari: a. Penghasilan terikat permanen. b. Sumbangan terikat permanen.
3.  Penghasilan terikat permanen, antara lain: a. Hasil pengembangan sumbangan terikat permanen berupa kas yang penggunaannya dibatasi untuk menambah aset bersih terikat permanen. b. Hasil pengembangan sumbangan terikat permanen berupa non kas yang penggunaannya dibatasi untuk menambah aset bersih terikat permanen.
4.  Sumbangan terikat permanen, antara lain: a. Bantuan pemerintah yang mengikat secara permanen. b. Sumbangan pihak lain di luar pemerintah dalam negeri yang mengikat secara permanen. c. Sumbangan pihak lain di luar pemerintah luar negeri yang mengikat secara permanen.

Pengakuan dan Pengukuran

1.   Aset Bersih Tidak Terikat.
Aset bersih tidak terikat diakui pada setiap akhir periode. Pendapatan dan keuntungan ditutup ke pos aset bersih tidak terikat yang merupakan bagian dari dari unsur perubahan aset bersih tidak terikat dalam Laporan Aktivitas.

2.   Aset Bersih Terikat Temporer
         i.      Aset bersih terikat temporer yang berakhir pembatasannya karena pemenuhan program pembatasan diakui pada saat: a. Penggunaan dana sebesar yang digunakan untuk pelaksanaan program tersebut. b. Pengalihan sisa dana sebesar yang dialihkan menjadi aset bersih tidak terikat. c. Pengalihan aset non kas yang dialihkan menjadi aset bersih tidak terikat.
        ii.      Aset bersih yang berakhir pembatasannya karena pemenuhan pembatasan perolehan aset tetap diakui pada saat pengalihan aset tetap menjadi aset bersih tidak terikat, sebesar nilai tercatat aset tetap dialihkan menjadi aset bersih tidak terikat.
       iii.      Aset bersih yang berakhir pembatasannya karena akhirnya waktu pembatasan, diakui pada saat: a. Pengalihan dana sebesar saldo dana yang dialihkan menjadi aset bersih tidak terikat. b. Pengalihan aset non kas sebesar nilai tercatat aset non kas yang dialihkan menjadi aset bersih tidak terikat setelah berakhirnya waktu pembatasan penyumbang.
       iv.      Pada setiap akhir periode aset bersih terikat temporer terbebaskan dari pembatasan dan kerugian ditutup ke pos Aset Bersih Terikat Temporer.

3. Aset Bersih Terikat Permanen
Aset Bersih Terikat Permanen terdiri dari sumbangan terikat permanen dan pendapatan terikat permanen.
         i.      Sumbangan (tanpa syarat) terikat permanen diakui sebagai sumbangan pada saat janji diterima sebesar jumlah kas/ nilai wajar aset yang akan diterima jika dapat dipastikan keterjadiannya dan dapat diukur secara handal.
        ii.      Pendapatan terikat permanen diakui pada saat: a. Adanya hak atas pendapatan tersebut. b. Pengalihan aset bersih tidak terikat periode berjalan yang sudah ditutup (dialihkan ke dalam Laporan Posisi Keuangan) diakui pada awal periode tahun berikutnya.

Penyajian dan Pengungkapan
               i.      Aset bersih disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan sesuai dengan pengelompokan dan sifatnya setelah melalui proses Laporan Aktivitas. Aset bersih disajikan berdasarkan oleh penyumbang, yaitu: 1. Aset Bersih Tidak Terikat: a. Aset Bersih Sumbangan, b. Aset Bersih – Akumulasi Aset Bersih Periode Lalu, c. Aset Bersih Periode Berjalan. 2. Aset Bersih Terikat Temporer: a. Aset Bersih Sumbangan. 3. Aset Bersih Terikat Permanen: a. Aset Bersih Sumbangan.
              ii.      Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambahan aset bersih tidak terikat, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang.
             iii.      Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset atau kewajiban lain sebagai penambahan atau pengurangan aset bersih tidak terikat, kecuali jika pengurangannya dibatasi.
             iv.      Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto, dengan syarat beban-beban terkait seperti beban penitipan dan beban penasehat investasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
               v.      Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klarifikasi fungsional seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
             vi.      Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan meliputi: 1. Perincian aset bersih awal. 2. Perubahan aset bersih yang terjadi dalam periode berjalan. 3. Sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer.
            vii.      Komposisi aset bersih dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
           viii.      Reklasifikasi aset bersih terikat temporer menjadi aset bersih tidak terikat harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.


Tulisan 4

Nama        : Monalisa Oktavia
Kelas        : 4eb20
NPM        : 24210516

Jenis-jenis Sistem Pembukuan Akuntansi

Sesuai dengan PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba disarankan menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran penerimaan dan pengeluaran dana. Sedangkan basis akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh kebanyakan organisasi nirlaba dalam pembuatan laporan keuangan adalah basis kas atau modifikasi dari basis kas.
Penggunaan basis kas tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa organisasi nirlaba diwajibkan membuat laporan keuangan sesuai dengan format lembaga donor, dimana sebagian besar berupa Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana, Laporan Status Anggaran dan Laporan Status Dana yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Terlepas dari basis akuntansi mana yang dipakai, tulisan ini akan membahas jenis-jenis basis akuntansi yang ada dalam praktek, baik pada sektor privat maupun sektor publik termasuk organisasi nirlaba.

Jenis-jenis Basis Akuntansi

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan modifikasi dari akuntansi berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi ada 4 macam, yaitu:
1.  Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting)
2.  Modifikasi dari akuntansi berbasis kas (modified cash basis of accounting)
3.  Akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting)
4.  Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual (modified accrual basis of accounting)
Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak, dalam Government Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaitu accrual basis, due-for-payment basis, commitments basis, dan cash basis.

A. Akuntansi Berbasis Kas
Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima atau dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan organisasi nirlaba yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan dana dan pengeluaran dana dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo dana pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana, Laporan Status Anggaran dan laporan Status Dana. Selain itu perlu dibuat suatu catatan atas laporan keuangan atau notes to financial statement yang menyajikan secara detail tentang item-item yang ada dalam laporan keuangan dan informasi tambahan seperti :
1.  Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan utang/pinjaman.
2.  Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti komitmen, kontinjensi, dan jaminan.
3.  Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).

Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas memperlihatkan sumber dana, alokasi dan penggunaan sumber-sumber dana, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi, dan tidak memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara itu keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh pada kemampuan organisasi nirlaba untuk saat sekarang dan saat mendatang; laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena tidak terdapat pencatatan secara double entry  dan evaluasi kinerja.

B. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas
Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, namun dalam basis ini pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan (“leaves the books open”). Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.

Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas item-item tertentu yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut harus sesuai dengan standar akuntansi. Sebagai tambahan atas item-item yang diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas saldo near-cash yang diperlihatkan dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang yang akan dibayar selama periode tertentu dan financial assets and liabilities.

Penggunaan basis kas didasarkan pada kenyataan bahwa organisasi nirlaba diwajibkan membuat laporan keuangan sesuai dengan format lembaga donor, dimana sebagian besar berupa Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana, Laporan Status Anggaran dan Laporan Status Dana yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas.

C. Akuntansi Berbasis Akrual
Akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi sektor non publik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International Monetary Fund (IMF) sebagai lembaga kreditur menyusunGovernment Finance Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debiturnya untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan. Alasan penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya. Jadi basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi pengguna laporan (user) maupun bagi organisasi nirlaba sebagai penyedia laporan keuangan. Manfaat tersebut antara lain :
1.  Dapat menyajikan laporan posisi keuangan organisasi nirlaba dan perubahannya
2.  Memperlihatkan akuntabilitas organisasi nirlaba atas penggunaan seluruh sumber daya
3.  Menunjukkan akuntabilitas organisasi nirlaba atas pengelolaan seluruh aktiva dan kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan
4.  Memperlihatkan bagaimana organisasi nirlaba mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
5.  memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan organisasi nirlaba dalam medanai aktivitasnya dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya
6.  Membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke atau melakukan bisnis dengan entitas
7.  User dapat mengevaluasi kinerja organisasi nirlaba dalam pengelolaan dana, efisiensi dan penyampaian pelayanan tersebut.

Secara rinci pengakuan atas item-item yang ada dalam Laporan Posisi Keuangan dengan penerapan basis akrual adalah :
Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
1.  Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2.  Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
3.  Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
4.  Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.

D. Modifikasi dari Akuntansi Berbasis Akrual
Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya, seperti aktiva fisik, dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya, seperti utang pensiun. Contoh bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat ditemukan dalam paktek sebagai berikut ini :
1.  Pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu pengakuisisian. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang sulit dan biaya yang besar untuk mengidentifikasi atau menilai aktiva-aktiva tersebut.
2.  Pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basis akrual, namun pengakuan pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas
3.  Pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek
4.  Pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti utang pensiun.


Tulisan 3

Nama        : Monalisa Oktavia
Kelas        : 4eb20
NPM        : 24210516

Persamaan Dasar Akuntansi

Konsep ini adalah persamaan yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan. Bagaimana dasar teori akuntansi nirlaba? Apakah definisi Fund Theory? Atau turunannya yang disebut Akuntansi Dana?
Berikut adalah sejumlah konsep teori yang dipakai dalam perumusan prinsip dasar akuntasi:

1. Proprietory Theory
Menurut konsep teori ini, entitas hanyalah merupakan agen atau wakil dari pemilik (proprietor). Oleh karena itu, yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah pemilik, bukan entitas. Tujuan utama dari konsep teori ini adalah menentukan dan menganalisis besarnya kekayaan bersih yang menjadi hak pemilik. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

Pemilik berhak atas aktiva, setelah dikurangi dengan kewajiban. Kekayaan bersih pemilik dihitung sebesar selisih antara aktiva dengan kewajiban. Konsep teori ini berorientasi pada pos neraca. Aktiva dinilai dan neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur perubahan yang terjadi dalam hak dan kekayaan pemilik. Beberapa contoh istilah akuntansi dan metode pencatatan investasi yang dipengaruhi oleh konsep teori ini adalah dividends per share, earnings per share, dan equity method.

2. Entity Theory
Menurut konsep teori ini, entitas (perusahaan) merupakan badan yang terpisah dan harus dibedakan dari pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik. Entitas dianggap memiliki kekayaan, dan juga kewajiban kepada kreditor maupun pemegang saham. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham

Aktiva merupakan hak milik perusahaan (entitas), sedangkan ekuitas merupakan sumber aktiva yang berasal dari kreditor dan pemegang saham. Jadi, entitas memiliki kewajiban kepada kreditor dan pemegang saham. Kreditor dan pemegang saham merupakan pemilik perusahaan, di mana entitas berutang.
Konsep teori ini berorientasi pada angka laba yang tersaji dalam laporan laba rugi. Laba merupakan milik entitas sebelum dibagikan kepada pemilik. Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur kinerja operasi dan keuangan entitas.
Laba entitas akan membuat ekuitas naik, dan menyebabkan meningkatnya kewajiban entitas kepada pemilik.  Setelah dikurangi dengan kewajiban kepada kreditor, kenaikan ekuitas terjadi setelah dividen diumumkan (dibagikan) kepada pemegang saham dan laba ditahan diinvestasikan kembali ke dalam entitas. Pajak dianggap sebagai dari laba entitas yang akan dikurangkan untuk pemerintah, sedangkan bunga pinjaman dan dividen merupakan bagian dari laba entitas yang akan dibagikan atau di bayarkan kepada kreditor dan pemegang saham.

3. Residual Equity Theory
Konsep teori ini sebenarnya merupakan bagian dari entity theory atau bisa juga disebut sebagi gabungan antara proprietory theory dan entity theory. Yang menjadi pusat perhatian dari pelaporan akuntansi adalah pemegang saham biasa. Investor saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sesungguhnya dalam perusahaan perseroan (corporation). Investor saham biasa memiliki bagian atau hak kepemilikan sisa (residu) atas aktiva perusahaan, setelah hak kreditor dan pemegang saham preferen dipenuhi. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva – Kewajiban – Ekuitas Preferen = Ekuitas Residu

Setiap lembar saham biasa akan memberikan pemegang saham hak untuk menentukan perihal perusahaan (memiliki hak suara), memperoleh bagian atas laba perusahaan (berupa dividen), membeli lebih dahulu tambahan saham biasa baru yang diterbitkan oleh perusahaan agar dapat mempertahankan besarnya persentase kepemilikan dalam jumlah yang sama (pre-emptive right), dan hak untuk mendapatkan sisa klaim (residual claim) setelah klaim kreditor dan pemegang saham preferen atas aktiva perseroan dipenuhi (pada saat terjadinya likuidasi).
Untuk menarik lebih banyak investor, perusahaan dapat menerbitkan jenis saham tertentu yang memberikan beberapa hak istimewa kepada pemegangnya. Jenis saham ini dinamakan saham preferen (preferred stock). Umumnya, pemegang saham preferen memiliki hak prioritas dibandingkan pemegang saham biasa dalam hal pembagian dividen dan aktiva perusahaan pada saat likuidasi. Akan tetapi, pemegang saham preferen tidaklah memiliki hak suara seperti halnya pemegang saham biasa. Pemegang saham preferen memiliki peluang yang lebih besar untuk menerima dividen secara teratur dibandingkan pemegang saham biasa.
Kreditor dan pemegang saham preferen dianggap sebagai specific equity, beda dengan pemegang saham biasa yang merupakan residual equity. Dengan memutuskan perhatian pada residual equity, maka penyajian informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan akan menjadi lebih mudah dan terfokus pada kepentingan pemegang saham biasa semata.

4. Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntasi adalah mereka yang bergolong sebagai specific aquity dan residual equity adalah para kreditor dan pemegang saham preferen, sedangkan pemegang saham biasa merupakan residual equity. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva = Ekuitas Khusus + Ekuitas Residu

Konsep teori ini hampir sama dengan residual equity theory hanya memusatkan perhatian pada investor saham biasa saja, sedangkan dalam investor theory memusatkan perhatian pada kreditor dan juga investor (baik investor saham biasa maupun investor saham preferen). Pada umumnya, kreditor dan investor membutuhkan informasi akuntansi untuk memprediksi kemampuan perusahaan (debitur dan investee) dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang. Kas yang akan diterima aleh kreditor dan investor sangat tergantuang pada: (1) kemampuan debitur dan investee dalam melakukan pembayaran kas, (2) keinginan atau komitmen dari manajemen debitur dan investee untuk membayar kreditor dan investor, dan (3) prioritas pembayaran terhadap klaim kreditor dan investor.
Dalam konsep teori ini, peranan laporan arus kas (cash flow statement) adalah sangat penting untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditor dan investor dalam proses pengambilan keputusan.

5. Fund Theory
Menurut konsep teori ini, menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada sekelompok aktiva yang penggunaannya telah dibatasi untuk membayar atau memenuhi sejumlah kewajiban tertentu.

Aktiva yang penggunaannya dibatasi ini dinamakan sebagai “fund”, di mana masing-masing pos dana memiliki ketentuan dan tujuan penggunaan yang berbeda. Dengan demikian, konsep teori ini menganggap bahwa entitas merupakan sebuah unit dana, di mana kewajiban tertentu ditetapkan sebagai batasan-batasan terhadap pengguna aktiva. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi akuntansi sebagi berikut:

Aktiva = Pembatasan Aktiva

Dalam konsep teori ini, unit akuntansi didefinisikan sebagai aktiva (unit dana), di mana penggunaan atas aktiva ini sifatnya terbatas (tertentu). Kewajiban merupakan suatu pembatas ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aktiva. Konsep teori ini berorientasi pada laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu laporan yang menggambarkan dari mana saja sumber dana diperoleh dan untuk apa saja dana dikeluarkan.

Pada umumnya, konsep teori ini diterapkan pada organisasi pemerintah atau organisasi yang bukan pencari laba, di mana pengguna atas dana-dana tertentu terkendali sedemikian rupa berdasarkan pada pos-pos pembiayaan yang telah ditentukan atau ditetapkan.

6. Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah pihak-pihak yang terkait dengan perumusan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Konsep teori ini lahir seiring dengan kemajuan sosial dan perkembangan zaman, serta meningkatnya pertanggungjawaban perusahaan terhadap masyarakat. Yang dimaksud dengan masyarakat di sini adalah tidak hanya pemilik, manajemen, dan pegawai perusahaan, tetapi juga termasuk kreditor, pemerintah, supplier, pembuat kebijakan (regulator), pelanggan, dan masyarakat luas.

Menurut konsep teori ini, pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan informasi untuk pemilik saja, tetapi juga ditujukan untuk pihak-pihak lainnya yang telah turut memberikan kontribusi (baik langsung maupun tidak langsung) bagi perkembangan, kemajuan, dan kesinambungan perusahaan. Beberapa contoh dari penerapan konsep teori ini adalah dikembangkannya pelaporan akuntansi untuk sumber daya manusia, akuntansi lingkungan, dan akuntansi sosial ekonomi.

7. Commander Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan. Penekanan informasi menurut konsep teori ini adalah terletak pada pertanggungjawaban atau stewardship, dengan kata lain bagaimana pihak-pihak yang telah diberikan kepercayaan (commander) mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan tersebut.


Sumber: Teori Akuntansi, Hery, SE, MSi, 2009

Tulisan 2

Nama        : Monalisa Oktavia
Kelas        : 4eb20
NPM        : 24210516


Klasifikasi Neraca dalam Laporan Keuangan

Neraca akan berguna dan memberikan gambaran yang tepat dalam laporan keuangan jika diklasifikasikan dengan tepat. Apa tujuan dari klasifikasi neraca?

Laporan keuangan akan menjadi lebih berguna bagi manajemen, kreditur, dan investor ketika akun-akun yang ada dalam laporan diklasifikasikan secara tepat ke dalam masing-masing kelompok sesuai dengan karakteristiknya.

Klasifikasi secara tepat terhadap akun-akun neraca akan berguna untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai besarnya jumlah aktiva lancar, aktiva tetap, total aktiva, jumlah utang lancar, utang jangka panjang, total kewajiban dan besarnya modal yang dimiliki organisasi.

Lebih lanjut, melalui klasifikasi ini pula para pengguna laporan neraca akan dapat:
1.  Memprediksi kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban yang akan segera jatuh tempo lewat aktiva lancar yang dimilikinya.
2.  Memprediksi kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban jangka pendek lewat aktiva yang dapat dikonversi menjadi kas tanpa mengalami kesulitan.
3.  Mempersiapkan kebutuhan dan jangka panjang untuk memenuhi kewajiban tidak lancar.
4.  Memprediksi jumlah total klaim kreditur atas aktiva organisasi.
5.  Memprediksi jumlah total klaim pemilik dana atau investor atas aktiva organisasi.
6.  Memperoleh gambaran mengenai besarnya komposisi aktiva tetap terhadap total aktiva.
7.  Memperoleh gambaran mengenai jumlah perbandingan tetap total kewajiban dengan total aktiva.

Klasifikasi akun neraca yang standar terbagi menjadi: aktiva lancar, aktiva tetap, utang lancar, utang jangka panjang, dan modal.