Jumat, 22 November 2013

Tulisan 4

Nama        : Monalisa Oktavia
Kelas        : 4eb20
NPM        : 24210516

Jenis-jenis Sistem Pembukuan Akuntansi

Sesuai dengan PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba disarankan menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran penerimaan dan pengeluaran dana. Sedangkan basis akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh kebanyakan organisasi nirlaba dalam pembuatan laporan keuangan adalah basis kas atau modifikasi dari basis kas.
Penggunaan basis kas tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa organisasi nirlaba diwajibkan membuat laporan keuangan sesuai dengan format lembaga donor, dimana sebagian besar berupa Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana, Laporan Status Anggaran dan Laporan Status Dana yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Terlepas dari basis akuntansi mana yang dipakai, tulisan ini akan membahas jenis-jenis basis akuntansi yang ada dalam praktek, baik pada sektor privat maupun sektor publik termasuk organisasi nirlaba.

Jenis-jenis Basis Akuntansi

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan modifikasi dari akuntansi berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi ada 4 macam, yaitu:
1.  Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting)
2.  Modifikasi dari akuntansi berbasis kas (modified cash basis of accounting)
3.  Akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting)
4.  Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual (modified accrual basis of accounting)
Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak, dalam Government Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaitu accrual basis, due-for-payment basis, commitments basis, dan cash basis.

A. Akuntansi Berbasis Kas
Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima atau dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan organisasi nirlaba yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan dana dan pengeluaran dana dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo dana pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana, Laporan Status Anggaran dan laporan Status Dana. Selain itu perlu dibuat suatu catatan atas laporan keuangan atau notes to financial statement yang menyajikan secara detail tentang item-item yang ada dalam laporan keuangan dan informasi tambahan seperti :
1.  Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan utang/pinjaman.
2.  Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti komitmen, kontinjensi, dan jaminan.
3.  Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).

Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas memperlihatkan sumber dana, alokasi dan penggunaan sumber-sumber dana, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi, dan tidak memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara itu keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh pada kemampuan organisasi nirlaba untuk saat sekarang dan saat mendatang; laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena tidak terdapat pencatatan secara double entry  dan evaluasi kinerja.

B. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas
Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, namun dalam basis ini pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan (“leaves the books open”). Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.

Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas item-item tertentu yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut harus sesuai dengan standar akuntansi. Sebagai tambahan atas item-item yang diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas saldo near-cash yang diperlihatkan dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang yang akan dibayar selama periode tertentu dan financial assets and liabilities.

Penggunaan basis kas didasarkan pada kenyataan bahwa organisasi nirlaba diwajibkan membuat laporan keuangan sesuai dengan format lembaga donor, dimana sebagian besar berupa Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana, Laporan Status Anggaran dan Laporan Status Dana yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas.

C. Akuntansi Berbasis Akrual
Akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi sektor non publik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International Monetary Fund (IMF) sebagai lembaga kreditur menyusunGovernment Finance Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debiturnya untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan. Alasan penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya. Jadi basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi pengguna laporan (user) maupun bagi organisasi nirlaba sebagai penyedia laporan keuangan. Manfaat tersebut antara lain :
1.  Dapat menyajikan laporan posisi keuangan organisasi nirlaba dan perubahannya
2.  Memperlihatkan akuntabilitas organisasi nirlaba atas penggunaan seluruh sumber daya
3.  Menunjukkan akuntabilitas organisasi nirlaba atas pengelolaan seluruh aktiva dan kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan
4.  Memperlihatkan bagaimana organisasi nirlaba mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
5.  memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan organisasi nirlaba dalam medanai aktivitasnya dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya
6.  Membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke atau melakukan bisnis dengan entitas
7.  User dapat mengevaluasi kinerja organisasi nirlaba dalam pengelolaan dana, efisiensi dan penyampaian pelayanan tersebut.

Secara rinci pengakuan atas item-item yang ada dalam Laporan Posisi Keuangan dengan penerapan basis akrual adalah :
Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
1.  Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2.  Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
3.  Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
4.  Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.

D. Modifikasi dari Akuntansi Berbasis Akrual
Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya, seperti aktiva fisik, dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya, seperti utang pensiun. Contoh bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat ditemukan dalam paktek sebagai berikut ini :
1.  Pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu pengakuisisian. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang sulit dan biaya yang besar untuk mengidentifikasi atau menilai aktiva-aktiva tersebut.
2.  Pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basis akrual, namun pengakuan pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas
3.  Pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek
4.  Pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti utang pensiun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar